Senin, 06 Agustus 2012

"INTIP MINI SUPER"


Diproduksi secara alami
Tanpa bahan pengawet
Tahan dalam 7 Hari
Rasanya : Enak, Gurih dan Renyah
Ada juga yang rasa Manis

Anda ingin mencoba silahkan kunjungi rumah produk kami
di : Dk. Kedungdowo RT 1, Ds.Hadiluwih, Kec.Sumberlawang, Kab. Sragen
Prof. Jawa Tengah, Indonesia

Atau anda ingin pesan silahkan kontak kami:
Contact Person : Suranto,  Telp. (0271) 8089566 Hp. 085229886557
surnto.pdam@yahoo.com

Rabu, 18 April 2012

album











Lima Prinsip







PRINSIP LIMA  : VISION PRINCIPLE
PRINSIP MASA DEPAN

SIAPKAN PONDASINYA
“Barangsiapa berhijrah di jlan Allah, mendapatkan di bumi tempat berlindung dan banyak rezeki. Dan barangsiapa yang keluar dari rumahnya, berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mati, sungguh, tetaplah pahalanya pada Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
-QS An Nisa  (Wanita-Wanita) 4 : 100-
            Setelah memahami Prinsip Satu (Star Principle), Anda akan memiliki landasan tauhid, atau spiritual commitment, sehingga bisa dikatakan Anda adalah orang yang independen secara mental. Selanjutnya, pada Prinsip Dua (Angel Principle), Anda akan berusaha untuk menjadi orang yang dapat dipercaya. Melalui sifat kejujuran dan integritas, julukan yang harus Anda capai adalah :Al Amin”.
            Dengan Prinsip Tiga (Leadership Principle), Anda menyadari pentingnya kepemimpinan yang dicapai melalui pengaruh yang positif, dan kepemimpinan bukan sekedar pencapaian jabatan. Anda pun pada akhirnya memiliki teladan ideal, yakni para Nabi dan Rasul Allah.
Pada Prinsip Empat (Learning Principle), Anda akan menjadi orang yang selalu membaca, berpikir dan terus – menerus menyempurnakan segala sesuatunya (Kaizen).
Di Prinsip Lima ( Vision Principle ) ini, langkah pembangunan visi dimulai. Setiap tahapan pembangunan sangat beruntung pada kualitas kecerdasan hati seseorang yang sejatinya telah dipersiapkan  di pembangunan prinsip-prinsip sebelumnya. Visi akan sulit dibangun dan di capai dengan baik apabila Star Principle yang dianut, salah sejak awal. Begitu juga, jika Anda salah melangkah pada saat membangun kepercayaan di tahap Angel Principle, maka pada tahap berikutnya, Leadership Principle, Anda akan menjadi rentan/rapuh, sangat mudah terpengaruh, dan cenderung gagal menjadi seorang pemimpin. Ketika pada tahap Learning Principle. Anda belajar pada prinsip-prinsip yang salah, maka akumulasi dari semua kesalahan langkah di atas akan terjadi pada tahap Vision Principle, yaitu saat Anda membangun visi di atas landasan yang goyah, sehingga berujung pada visi yang tidak kuat bahkan mudah hancur.
Seseorang yang berprinsip pada jabatan, penghargaan, dan hanya termotifasi oleh uang, bias menghalalkan segala cara untuk meraih ketiga prinsip tersebut. Ia cenderung mengabaikan prinsip rahman-rahim, kebijaksanaan dan keadilan, juga suara hatinya. Akibatnya, ia akan sulit membangun  kepercayaan, dan tak berhasil menjadi pemimpin.
Prinsip Machiavelli misalnya, mengajarkan segala celah untuk meraih kekuasaan. Orang yang menganut prinsip ini ( Machiavellisme ) membangun visi dengan motivasi  mencari jabatan, penghargaan, serta uang. Visi yang dibangun berlandaskan prinsip prinsip seperti itu, tentu akan melahirkan pemimpin yang menyengsarakan orang lain, dan puncaknya adalah kerusakan dan kehancuran di muka bumi.
Itulah contoh keterkaitan antara seluruh prinsip berpikir dalam buku ini. Semua prinsip itu tak dapat dipisah-pisahkan, bahkan diubah-ubah urutannya karena semua dilakukan bertahap.
Tak ada yang ajaib dalam meraih suatu keberhasilan, atau sebaliknyatak ada yang ajaib dalam keterjerumusan kita ke lembah kegagalan, karena semuanya melalui proses. Jadi, tak pada tempatnya bilamana Anda mengalami kegagalan, lantas Anda menyalahkan Tuhan, karena kegagalan pun sebenranya sebuah rangkaian proses sebab-akibat. Berkacalah pada proses yang telah kita jalani. Sudahkah kita gunakan prinsip-prinsip Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan yang sebenarnya adalah tahapan-tahapan penting menuju pembangunan EQ dan SQ paripurna menuju keberhasilan meraih visi yang sesungguhnya ?
“Dan ikutilah yang paling baik dari apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, sebelum datang azab kepadamu sekonyong-konyong tanpa kamu sadari!”
QS Az Zumar (Rombongan) 39:55-

RUMUSAN VISI
“Yang kemudian sungguh lebih baik bagimu dari yang permulaan.”
QS Adh Dhuhaa (Cahaya Pagi) 93:4 –
Begitu banyak orang terperangkap di dalam kesibukan hariannya, dan merasa telah bekerja keras. Namun sebenarnya, mereka “tidak ke mana-mana” karena tidak ada tujuan yang jelas. Sehingga, yang dilakukan hanyalah menghabiskan hari-hari dengan bekerja atau melaksanakan tugas saja.
“Tidak ada harapan lain dalam diri kami,” begitu selalu keluh mereka. Meski sebenarnya banyak aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengubah segalanya menjadi lebih baik, seringkali mereka enggan. Bahkan, untuk memikirkan saja tidak mau, apalagi melakukan tindakan nyata untuk merealisasikan harapan tersebut. Menunggu nasib baik lebih suka dilakukan, sambil terus – menerus berdoa tanpa pernah sedikitpun berusaha, apalagi melakukan evaluasi untuk penyempurnaan. “Tidak sempat,” begitu selalu katanya.
Kesempatan baginya hanya “mimpi.” Mereka tidak mau mencari peluang baru, dan melakukan apa-apa sebelum orang lain memberikan tawaran atau janji. Hari-hari dilewatinya dengan menyesali nasib. Jika ditanya, ia akan menjawab : “ Saya sudah berusaha,” padahal saat itu ia hanya bersantai-santai.
Mengapa hal itu bias terjadi? Salah satu penyebab utamanya : tidak ada visi dan keyakinan diri. Akibatnya, tidak ada tujuan yang jelas dalam hidup mereka.
Sungguh disayangkan, mereka menutup suara hati untuk bangkit dan maju – yang telah ada di dasar hati mereka.
Namun, suara hati tidak akan pernah mati. Itu adalah karunia energy dari Sang Ilahi. Jika hanya disimpan, suara hati tersebut akan berteriak.
Jika semakin ditahan, akan semakin sakit dadanya. Kita tentu masih ingat hukum “reaksi main reaksi” atau hukum kekekalan energy, di mana dorongan energy untuk bangkit atau terus mencari jalan keluarnya.
Siapa saja mencoba merintangi, niscaya tidak akan pernah sanggup menahannya, karena itu adalah wujud eksistensi suara Tuhan. Apabila terus ditahan di dada, itu akan berubah menjadi dorongan yang mendesak hati. Bila masih ditahan juga, maka ia akan mendesak jantung. Masih ditahan lagi, maka ia akan mengubah raut wajah sang empunya menjadi pahit dan getir. Pernahkah Anda melihat wajah seperti itu?
Oleh karena itu, lakukanlah langkah pembaruan yang membuat hidup Anda berbeda. Tentukanlah peran yang terbaik bagi Anda, di lingkungan keluarga, kantor, ataupun dipergaulan Anda. Apakah Anda seorang supir, tukang cuci piring, pemuka masyarakat, manajer atau apa saja, yang penting,
“Jangan membidik tapi tidak pernah menarik pelatuk. Tarik busur dengan kuat, lepaskan anak panah yang tertahan itu hingga melesat jauh dan tinggi.”
Cobalah pikirkan hal-hal yang belum sempat Anda lakukan, dan bila dikerjakan akan membuat segalanya lebih baik. Catatlah semua.
Setiap waktu senja tiba, tulislah jadwal pekerjaan esok hari. Evaluasi hasilnya pada keesokkannya lagi.
Buat kembali rencana kerja pada sore hari, dan demikian seterusnya. Ini adalah reaksi fusi atau efek berantai yang memiliki kekuatan dahsyat, mirip seperti kekuatan bom atom.
Charles Schwabb pernah diminta memberikan jasa konsultasi pada sebuah pabrik baja yang sedang mengalami krisis. Tiga bulan setelah Schwabb memberikan nasihanya, pabrik baja terebut  tumbuh kembali dengan sehat. Yang dilakukannya ternyata sderhana: ia tidak membiarkan seluruh manajer serta staf di sana terjebak dalam rutinitas pekerjaan.
Setiap manajer, supervisior, dan staf diwajibkan selalu membuat rencana kerja untuk esok hari, dan pada pagi harinya rencana kerja tersebut dikerjakan sebaik-baiknya. Ketika senja tiba, setiap orang mengevaluasi kembali apa yang sudah dan belum dikerjakan. Sore itu juga, mereka membuat rencana kerja untuk keesokan hari, dan begitu seterusnya. Hasilnya, sungguh mengejutkan, pabrik baja tersebut sempat tercatat sebagai salah satu yang terbesar di Amerika Serikat.
Bill Gates, pemilik Microsoft, adalah orang paling berhasil di bisnis software dunia. Ia memulai usahanya hanya dari garasi rumahnya. Kini, jaringan bisnisnya  terus berkembang di seluruh dunia. Gates menjadi orang terkaya di planet bumi. Kata-katanya yang terkenal adalah : “If you have a clear vision you’ll even forget your breakfast ( Apabila anda memiliki tujuan yang jelas, Anda bahkan akan lupa sarapan).”
Perhatikan contoh bisnis yang berhasil. Tujuan yang hendak dicapai oleh bisnis tersebut ditentukan dengan jelas sebelum pekerjaan dimulai. Iqra dilakukan lebih dulu, mempelajari ceruk pasar yang akan dituju; apakah cukup luas; berapa daya serapnya; bagaimana iklim persaingannya. Kemudian, dihitung biaya produksi, operasional serta organisasinya, seperti: marketing, operasi, keuangan, distribusi dan promosi.
Setelah semua terencana dengan jelas dan rinci, barulah operasi dimulai berdasarkan rencana yang telah digodok sebelumnya. Umumnya, kegagalan suatu usaha terletak pada tahap perencaan awal, berupa : salah  membaca pasar, salah promosi, atau bahkan seringkali karena tidak melalui proses perencanaan yangt masak, sehingga dalam pelaksanaan terjadi praktik tambal-sulam di sana-sini.
Perencanaan, kadangkala terlalu optimis, kurang perhitungan, tergesa-gesa atau sebaliknyaterlalu berhati-hati, sehingga tergilas oleh pesaing yang lebih agresif. Bias juga terjadi over servicing atau member pelayanan berlebihan, sehingga mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Semua hal tersebut adalah akibat dari pengambilan keputusan yang kurang bijaksana.
Kembali, upaya  “mendengar” suara hati terhadap permintaan pasar, juga suara hati terhadap kebutuhan perusahaan, perlu ditingkatkan. Pelajarilah kembali Asmaul Husna, agar keputusan menjadi optimal dan bijaksana. Berpikirlah melingkar (menimbang berbagai aspek) atau apa yang saya sebut sebagai 99 Thinking Hat. Inilah makna tauhid, yaitu berpikir komprehensif.
“Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah. Hendaklah setiap orang memperhatikan perbuatan apa yang telah dilakukannya, sebagai persediaan untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah tahu benar apa yang kamu lakukan.”
QS Al Hasyr (Pengusiran) 59:18-
Di sarikan dari : Ary Ginanjar Agustian, 2010, “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual  ESQ (Emotional Spiritual Quotient)”, Jakarta: Arga Publishing, Hal. 199-206.